Kamis, 22 Juli 2021

Smartografi, Optimasi Karya Foto Kamera Handphone


Sebuah karya atau produk dalam dunia pemasaran sekarang ini, memerlukan sentuhan yang hebat, agar dapat menarik sejumlah peminat.

Ada beberapa pandangan umum yang dapat mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap sebuah karya termasuk dalam ranah digital, antara lain meliputi tampilan (warna), bentuk, media, suara, dan lain-lain.

Tampilan yang dinamis dan elegan perlu diupayakan sehingga menghasilkan seni cita karya yang khas, selanjutnya akan mendapatkan respon publik lebih baik.

Sebuah karya yang baik juga diharapkan selain mendapatkan perhatian dan apresiasi positif. Seperti kita akan merespon sesuatu karena ada rasa ketertarikan dari kesan pertama. Selanjutnya, akan mendatangkan income dalam berbagai bentuk.

Perhatian pada sesuatu karya menjadi penting, untuk mendapatkan respon publik, antara senang, berkomentar dan setia. Bahkan membutuhkan kehadiran kita, berkat karya yang dipublikasikan.

Nah, pada zaman serba digital seperti sekarang ini, alat-alat elektronika yang menghasilkan karya visual digital seperti kamera juga menjadi sangat penting peranannya.

Namun demikian, dalam pandangan smartografi bukan tertumpu pada kekuatan kamera. Tapi lebih banyak tertuju pada kekuatan mempengaruhi minat publik untuk mengapresiasi dari hasil karya visual itu.

Itulah beberapa pandangan yang dikemukakan oleh fotografer profesional Deni dari Jakarta, pada kegiatan diklat pengunaan kamera hp untuk branding produk bagi komunitas usaha kecil mikro di kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, setahun silam.

Karya visual itu juga, bukan pada hasilnya semata, tetapi penting juga pada nilai dan ide yang ingin disampaikan. Disamping dipengaruhi pula oleh proses cara mendapatkan hasil jepretan.

Dalam memproyeksikan hasil yang lebih baik, untuk karya jepretan kamera hp, Deni memberi tips antara lain: jangan dibuat pada sudut pandang biasa, yang umum dilakukan oleh orang, objek jepretan sebaiknya terfokus pada kekuatan produk yang dibranding, bukan pada keseluruhan.

Selain itu, akan lebih baik apabila dilengkapi dengan aksesoris untuk memberi kesan lebih dekat dengan pengapresiasi, terutama pada hal-hal yang berkenaan dengan kebutuhan mereka.

Tetapi yang lebih bernilai, justru pada aspek lain yang dimuati pada karya itu. Artinya ada nilai yang ditransformasikan oleh si kreator dalam hasil karya. Misalnya nilai yang ingin disampaikan seperti keunikan, orginalitas, handmade able, alami, dll.

Secara khusus untuk kalangan ukm dan pengusaha pemula, Deni memberi tips tambahan untuk menjual sinergitas antara para pengusaha, yaitu melakukan kombinasi dengan produk sesama pengusaha, makanan atau hal lain, yang dapat dipasarkan kepada publik dengan memanfaatkan tag kepada masing-masing pengusaha itu.

Begitulah antara lain, tips yang disarankan oleh Deni untuk para pengusaha starup.**


Berkah bagi kita semua #ReganaPOIN #Teknologi #MansurAsyarie

Menyegarkan Ingatan, Perkiraan Teknologi Masa Depan

#Teknologi


Adigium bahwa bisnis pada lapangan media ‎adalah bisnis masa depan, sempat ramai 3 dasa ‎warsa lalu, tahun 1990-an. Hal itu sejalan dengan ‎kesadaran komunitas masyarakat yang semakin ‎menanggapi secara positif terhadap dinamika ‎informasi. ‎

Di lain pihak, pemerintah pun sudah membuka ‎lahan “daerah kebebasan pers” di negeri ini. ‎Konsekuensi dari praktek pers bebas adalah ‎terjadinya perubahan tanggung-jawab, yang ‎semula cenderung ada pada sikap pemerintah, ‎sekarang beralih kepada masyarakat umum.‎

Menyoal urgensi komunikasi dan informasi bagi ‎kehidupan manusia, sekarang ini bukan hal aneh. Kita sudah-akan memasuki persiapan babak hoverboard, Virtual Reality (VR), artificial intelligence, teknologi 5G, dll.‎ Tentu saja, sejak lama, para ahli menerawangkan ‎bahwa “makhluk” itu menjadi kebutuhan utama ‎pada saatnya nanti. Alvin Toffler, futurolog ‎terkenal, menyebutnya bahwa era informasi ‎adalah tahapan terbaru, sebagai peradaban ketiga. ‎Yakni, masa yang akan menyudahi peradaban ‎gelombang kedua, era industri, menuju ‎kehidupan yang dikuasai oleh kekuatan ‎informatika. ‎

Belakangan ini tidak lagi pada ranah wacana, tapi ‎sudah masuk kebutuhan dan konsumsi sehari-‎hari. Bagaimana kita disibukan dan dipaksa ‎untuk ketergantungan pada dunia informasi, ‎sejak bangun dari tidur hingga tidur kembali.‎

Namun demikian, tidak semua manusia di bumi ‎ini menjadikan informasi menjadi segalanya. Ada ‎yang hanya alakadarnya. Bahkan ada yang belum ‎mengikutinya. Tetapi keperluan untuk ‎membangun format media, yang kalau bisa ‎memiliki keabadian terus menerus dalam ‎kehidupan, tentu sedang dipikirkan dan ‎dikembangkan berbagai pihak.‎

Sebagai sebuah kebutuhan yang teramat penting, ‎yang akan mempengaruhi seluruh aspek dan ‎dimensi kehidupan manusia, tidak bisa tidak ‎penguasaan dan pemanfaatan informasi yang ‎benar menjadi sebuah keharusan tersendiri bagi ‎penghuni planet bumi. Karenanya, amat ‎menuntut kesadaran penuh untuk penguasaan ‎informasi tersebut, di samping memiliki filter ‎normatif untuk menerima informasi yang ia ‎terima.‎

Kesadaran dan filterisasi terhadap (konten) ‎teknologi informatika, kendati masih terjadi ‎perbedaan antara satu pihak dengan pihak ‎lainnya, perlu juga diabadikan dalam komitmen ‎komunitas. ‎

Di negara kita, para tokoh moralis ‎merekomendasikan kepada masyarakat untuk ‎menghindari dari kecenderungan untuk ber-‎internet ria, dengan pensikapan yang ketat, ‎sebagai sebuah pensikapan kecurigaan. Seperti ‎menghindari hoax, misalnya.‎

Sementara, komitmen komunitas yang dimaksud ‎adalah bagaimana kita membangun saling ‎percaya antara anggota kelompok internal untuk ‎menampilkan performa institusi dalam rangka ‎membangun kesan dan opini publik yang baik. ‎Sebaliknya menghilangkan kecurigaan ‎berlebihan. Dengan bukti bahwa konten itu real ‎dan dapat dipertanggungjawabkan.‎

Tapi secara menyeluruh dalam terma dunia yang ‎lebih nyata, dan dalam institusi yang lebih ‎realistis, makna sebuah informasi sudah pasti ‎adanya kepentingan. Namun manajemen untuk ‎optimalisasi terkadang barang yang sulit ‎ditemukan. Acapkali kita hanya menjadi objek ‎penderita dari rebakan informasi yang terus ‎bergulir. Untuk itu, perlunya kesadaran ‎kolektivitas untuk mensikapi hal ini sebagai ‎kemestian. Setidaknya, kita mau turut ‎mengendalikan gerak informatika, agar tidak lagi ‎menjadi korban ketergilasan. Singkatnya, perlu ‎menjadi kusir pengendali laju opini.‎

Pengusungan sikap terhadap informasi, melalui ‎media (umum) sosial itu, diharapkan memiliki ‎fitur-fitur yang etis, akurat, terpercaya dan ‎berkarakter. Pengalaman yang sudah dilakukan ‎adanya media (warta, media informasi, majalah ‎dan website), dikaji dengan pertimbangan ‎kekurangan dan kelebihannya masing-masing. ‎

Bentuk real untuk menjadikan media sebagai ‎jembatan antara publik dengan kreator konten ‎melalui penerbitan sebuah media (broadcast, ‎media cetak, media sosial, dan lain-lain), selain ‎lebih populis juga membawa manfaat dan ‎maslahat. ‎

Sebagai target antara, setelah menyadari potensi ‎komunitas perseorangan dan kelembagaan, ‎lembaga publik harus mampu membangun media ‎yang lebih khas, spesifik, populis dan ‎bertanggung jawab. Selebihnya mandiri dari sisi ‎bisnis. ‎

Tinggal masalahnya siapa pelaku itu? Kalau ‎tidak setiap diri kita, siapa lagi?** ‎

Berkah bagi kita semua #ReganaPOIN #Teknologi #MansurAsyarie

Rabu, 21 Juli 2021

Miliki IQ Tinggi Cenderung Peminat Teknologi

Bocah berusia 10 tahun, Mehul Garg, menjadi ‎orang termuda dalam satu dekade terakhir yang ‎mencatat skor tes IQ Mensa tertinggi.‎

Skor yang diraih Mehul mencapai 162, lebih tinggi ‎dari orang-orang genius seperti Albert Einstein dan ‎Stephen Hawking.‎

Di keluarganya, Mehul bukan satu-satunya yang ‎berotak 'encer'. Kakaknya yang berusia 13 tahun, ‎Dhruv, juga meraih skor maksimal 162 tahun lalu.‎

‎"Saya kadang masih tak percaya ... (saya merasa ‎punya) tanggung jawab yang sangat besar ‎mengasuh dua anak yang sangat sangat cerdas," ‎kata sang ibu, Divya Garg.‎

Divya mengatakan sepintas Mehul dan kakaknya, ‎Dhruv, tak berbeda dengan bocah kebanyakan.‎

‎"Mereka normal-normal saja. Tapi mereka punya ‎kemampuan analistis yang sangat menonjol, ‎senang sekali matematika, punya banyak ‎pertanyaan, selalu ingin tahu, ya sifat umum anak-‎anaklah," kata Divya dalam wawancara dengan ‎BBC.‎

Mehul juga sangat kompetitif. Setelah tahu ‎kakaknya meraih skor sempura tahun lalu, ia ‎memutuskan untuk mengikuti tes IQ ini.‎

‎"Ia ingin membuktikan tak kalah pintar dari ‎kakaknya," kata Divya kepada kantor berita PTI.‎

Mehul sendiri mengatakan senang bisa meraih ‎skor yang lebih baik dari Einstein dan Hawking, ‎dua ilmuwan masing-masing yang dikenal sebagai ‎penemu teori relativitas dan penulis buku sains ‎yang sangat populer A Brief History of Time.‎

‎"Tentu senang ... saya sangat suka membaca, ‎saya tahu banyak tentang mitologi India," kata ‎Mehul.‎

Ia juga mengatakan, "Ini soal bagaimana ‎memanfaatkan otak ... tak ada gunanya punya ‎otak tapi tak bisa memanfaatkannya dengan baik."‎

Skor sempurna mengantarkan Mehul menjadi ‎anggota Mensa, komunitas orang-orang ‎dengan otak brilian. Nilai 162 yang ia raih dua ‎poin lebih baik dari Einstein dan Hawking.‎

Saat ditanya tentang pekerjaan yang ia incar di ‎masa depan, Mehul mengatakan ingin bekerja di ‎perusahaan teknologi.‎


Sumber: berbagai sumber

Rabbani Berani, Radikal Media Promosi ‎

#Wirausaha

Gaya unik promosi

Saat isu deradikalisasi mencuat menjadi ‎perbincangan publik dan konsen pemerintahan ‎Jokowi saat ini, ada istilah radikal yang dilihat dan ‎dimanfaatkan sebagai sesuatu yang positif.‎

Adalah Rabbani yang kembali hadir dengan promo ‎bernuansa tren. Belum lama ini Rabbani ‎meluncurkan promo Rabbani Radikal. Radikal yang ‎dimaksud oleh Rabbani memiliki arti Rabbani ‎DIskon & hadiAh mobil.‎

Promo yang berlangsung selama November 2019 ‎ini berlaku untuk seluruh outlet Rabbani. Tak ayal, ‎Rabbani pun kembali diserbu pelanggan setianya. ‎Rabbani memang tidak pernah berhenti melakukan ‎promosi yang memberikan rasa ketagihan kepada ‎masyarakat. Demikian dilansir dalam rabbani.co.id.‎

‎“Ada hadiah mobil Honda Brio bagi pelanggan yang ‎beruntung. Ada kupon yang harus dikumpulkan ‎yang intinya makin banyak belanja, makin banyak ‎kupon, makin besar kesempatan mendapatkan ‎mobil Honda Brio bagi konsumen Rabbani,” ‎ungkap Rani yang dikutip oleh Pasundan Ekspres.‎

Hingga kini, Rabbani dikenal sebagai brand dalam ‎fashion yang membidik kalangan remaja puteri dan ‎ibu muda muslim, selalu up to date dari sisi mode. ‎Namun tetap mengusung syari nan stylish. ‎

Rabbani mengusung dan memanfaatkan isu utama ‎yang sedang terjadi untuk mendongkrak bisnis dan ‎aksesoris gaya hidup. Seperti masalah radikalisme ‎saat ini. Tidak sungkan, Rabbani mengambilnya ‎sebagai alat untuk mengarahkan image pasar.‎

Dalam hal bisnis, tren yang menjadi arus dipakai ‎dalam rangka mengetengahkan produk, sah saja ‎adanya. Image masyarakat yang terbawa oleh isu ‎utama, dimanfaatkan dengan menawarkan produk. ‎Sungguh pilihan tren yang cerdas dalam bisnis, ‎karena tidak mesti susah payah mengarahkan ‎image publik. Wow….. Luar biasa.***  ‎

Sumber: pasundanekspres.co dan rabbani.co.id

 

Selasa, 20 Juli 2021

Peduli Generasi Melek Teknologi, Sadari Kehidupan Sendiri

#Internet


Gejala terakhir yang dapat kita amati pada media ‎sosial, terutama Youtube maupun media publikasi ‎yang lain, belakangan ini ada pergeseran nilai, yang ‎hampir menghalalkan segala cara untuk meraih ‎kepuasan baik secara material maupun apresiasi ‎seperti pengikut, follower, subscriber atau apapun ‎namanya.‎

Praktek yang hampir menghalalkan berbagai hal itu, ‎nampaknya kurang memperhitungkan atau bahkan ‎mengabaikan nilai-nilai atau muatan apa yang ‎sebenarnya hendak disampaikan kepada publik.‎

Tulisan ini tidak bermaksud menghakimi atau ‎memberi penilaian miring pada sebuah komunitas, ‎perseorangan atau chanel tertentu, tetapi ingin ‎menjelaskan bahwa pola-pola bergaya seperti itu, ‎seolah menjadi lumrah dan hal biasa.‎

Padahal suka ataupun tidak, dirinya, keluarga, ‎lingkungan sekitar maupun masyarakat global ‎terkena dampaknya. Tatkala belakangan ini platform-‎platform video untuk publik terus melakukan upaya ‎penyaringan, dengan berbagai perubahan kebijakan, ‎tetapi karena derasnya serbuan kreator, anggap saja ‎begitu, konten-konten kurang layak, bahkan kurang ‎senonoh, masih saja memenuhi ruangan publik dunia ‎maya. ‎

Dampak terberat yang akan dihadapi oleh masyarakat ‎global tentu saja kalangan anak-anak. Sebab generasi ‎rentan itu, belum memiliki pondasi yang kuat, antara ‎mencari dan mencontoh apa yang mereka temukan ‎saat ini. Maka, tak heran bila apa yang terjadi pada ‎keadaan saat ini, dianggap oleh kelompok rentan itu, ‎sebagai norma yang wajar berlaku di masyarakat.‎

Begitu pula respon masyarakat terhadap kreasi ‎kurang etis itu. Masyarakat global memperlihatkan ‎perilaku yang lebih respon terhadap konten yang ‎mengumbar kesenangan dengan mempertontonkan ‎organ fisik sensitif, dan mengumbar emosi, termasuk ‎nge-prank. Bila dibandingkan dengan konten edukatif. ‎Atau bermuatan positif lainnya.  ‎

Respon itu dimanfaatkan oleh para kreator untuk ‎terus menyuguhkan secara eksploratif hal-hal yang ‎berkenaan dengan kecenderungan perilaku negatif ‎tadi. Alhasil, suguhan menu yang ditawarkan dan ‎tersaji di “meja makan medsos” menjadi semakin ‎menggila.‎

Fenomena ini memberi gambaran bahwa dalam ‎dinamika kehidupan sosial masyarakat, terutama ‎dalam pandangan kacamata media sosial, sekarang ‎ini, semacam ada penyakit psiko-sosial yang ‎mengidap pada kebanyakan diri kita.‎

Di sisi lain, masyarakat seluruhnya tentu memiliki ‎anggota keluarga, yang secara sadar harus menjadi ‎anggota masyarakat yang normal di kemudian hari. ‎Sehingga segala upaya pendidikan dan pembinaan ‎diproyeksikan untuk menjadikan mereka generasi ‎cemerlang dan berperadaban di masa yang akan ‎datang. Tetapi sisi-sisi kehidupan yang banyak ‎menyita perhatian masyarakat, justru sebaliknya. ‎Inilah ironi yang terjadi.‎

Nah, bila kecenderungan kurang wajar ini tetap ‎dipertahankan, alias masyarakat merespon hal-hal ‎negatif, tidak menghindarinya, sadar atau pun tidak, ‎justru kita telah membangun sebuah sistem ‎pengrusak untuk menghancurkan cita-cita yang lebih ‎mulia dan proses kehidupan generasi masa yang akan ‎datang.‎

Pada gilirannya, seolah kita sedang melepaskan diri ‎dari pertanggungjawaban akan akibat, atau dampak ‎dari segala hal konten negatif yang tersaji. Bahkan ‎memperkeruh suasana menghadapkan generasi ‎muda pada dilema psikologis yang berkepanjangan.‎

Dengan begitu, kita juga sedang melupakan bahwa ‎segala perjalanan kehidupan kita, akan menyisakan ‎bekas dan jejak-jejak. Setidaknya untuk urusan dunia. ‎Apalagi kalau dihubungkan dengan jejak-jejak yang ‎akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari.‎

Intinya, persoalan ruang maya atau dunia internet ‎dan segala hal yang tersaji di dalamnya, tidak lebih ‎hanya media saja. Hakikatnya, apa yang terjadi pada ‎dunia maya dengan dunia nyata sama. Sama sebab, ‎akibat dan dampaknya. Bedanya hanya pada teknis, ‎karakter dan tipikal.‎

Jadi, ayo kita peduli generasi. Peduli akan konten ‎yang bernilai dan bermakna. Bukan sekedar ‎celotehan hampa.**‎

 

Senin, 19 Juli 2021

Cegah Bahaya, Arahkan Minat Anak Pada Komputer‎

#Komputer


Perkembangan komputer high end belakangan ini telah menjadi alat canggih yang dapat dioptimalkan membantu berbagai keperluan manusia. Salah satu kecanggihan komputer adalah sifat interaktifnya.

Karena sifatnya yang interaktif, ia menjadi alat kerja yang cenderung menarik bagi pemakainya, serta tidak membosankan. Belum lagi berbagai kemampuan multi tasking yang mencengangkan. Hal itu, semakin meninabobokan para pengguna, yang sulit beranjak dari tempat duduknya.

Bagaimana tatkala komputer dimainkan oleh anak-anak balita yang nota bene di bawah umur? Apakah aman? Prinsip umumnya, tentu saja tidak diragukan. Aman. Tapi bagi anak yang belum mengetahui ujung-pangkal komputer, perkakas ini justru akan menyebabkan ketagihan. Inilah barangkali yang mesti diwaspadai oleh kita. Yakni, bagaimana kita sebagai orangtua atau yang lebih dewasa, dapat mengarahkan mereka untuk mempergunakan perkakas itu secara tepat.

Bagaimana saja caranya? Nih, saya mencoba berbagi dengan teman-teman.

  1. Berikan kesempatan mereka bermain komputer dengan perjanjian atau kesepakatan dengan kita. Misalnya tentang limit waktu main, umpama hanya 30 menit saja dalam 1 hari, atau selambatnya hanya 60 menit perkali mereka menggunakannya.
  2. Beri penjelasan tentang aneka konten-konten yang dianggap berbahaya. Misalnya mewaspadai hoax, ujaran kebencian atau lainnya. Tunjukkan konten yang sesuai dan berkenaan dengan anak, yang mengandung unsur pendidikan. Bimbing bagaimana cara mengambil manfaat keunggulan komputer dalam rangka mendukung kebutuhannya.
  3. Arahkan cara-cara penggunaan komputer aplikasi standar, misalnya untuk chatting, mengirim email, membuka berita dan menggunakan jejaring populer, harus lebih dikuasai terlebih dahulu. Tunjukan bahwa Anda juga menggunakan seperlunya, sesuai dengan kepentingan Anda, pada akun pribadi misalnya. Sehingga, ia paham dan mendapat contoh positif cara memanfaatkannya.
  4. Pilihlah waktu penggunaan komputer yang tepat bagi anak kita. Misalnya tidak mengganggu waktu belajar rutin, waktu makan, waktu istirahat dan waktu penting rutin lainnya. Jangan dibiasakan menggunakan komputer menyita jadwal waktu lain. Terkecuali dalam keadaan sangat darurat.
  5. Persilahkan anak memainkan komputer langsung dari tangan Anda. Atau didampingi langsung, bila sudah memiliki komputer sendiri. Tunjukan trik-trik khusus penggunaan komputer yang aman, misalnya tempat, kelengkapan, aksesoris dan aneka fasilitas kerja yang biasa Anda gunakan saat kerja dengan komputer, tidak merusak dan menambah krodit saat kerja.
  6. Kurangi kebiasaan anak kita bermain komputer di rumah temannya. Lebih baik menggunakan komputer kita sendiri. Agar pengawasan dapat berjalan optimal.

Itulah sejumlah jurus yang dapat kita coba terapkan. Sejatinya hal-hal tadi, dapat mengarahkan anak dalam mempergunakan komputer secara bijak, tanpa anak harus kehilangan kesempatan menikmati lajunya perkembangan teknologi. Apakah Anda memiliki cara lain? Silahkan berbagi.**


Minggu, 18 Juli 2021

Kreasi Koraci, Ubah Sampah Jadi Berkah

#Wirausaha


Salah satu jenis sampah kertas yang sering kita temukan di ‎rumah maupun perkantoran adalah kertas bekas yang ‎dihasilkan dari bekas kemasan suatu barang, bungkus atau ‎sesuatu yang habis ambil manfaat oleh kita. ‎

Di antara jenis kertas yang populer hampir selalu jadi ‎sampah ketika kita telah memakainya adalah kertas ‎buram/stensilan. Bagi netter yang berlangganan koran ‎harian, tentu sangat bersahabat dengan kertas koran, ‎buram atau stensilan. Ya, salah satu jenis kertas yang ‎dipakai oleh penerbitan koran untuk menjadi pilihan ‎bahan kertas korannya.‎

Kalau dalam sehari koran datang ke rumah, satu ‎eksemplar, dengan jumlah halaman 8-20 halaman, dengan ‎berat 0,2 kg dan setelah dibaca dibuang begitu saja, atau ‎dipakai untuk bungkus, maka lama-kelamaan tentu akan ‎menumpuk juga. ‎

Hal itu tentu menjadi persoalan tersendiri. Mungkin cukup ‎anda kumpulkan kemas dan jual kepada pengrajian ‎pengumpul atau pengepul barang bekas. Itupun sudah ‎lumayan. Tetapi barangkali kita dapat mencari pengolahan ‎yang lain, yang lebih kreatif dan produktif.‎

Emang sih, jenis sampah ini termasuk yang dapat diurai, ‎tetapi kalau jumlahnya melimpah, cukup mengganggu ‎pemandangan dan kenyamanan. Maka tentu saja harus ‎dicari aternatif pengolahannya.‎

Untuk kalangan sekolahan atau rumahan yang memiliki ‎anak sekolah, hal tersebut dapat dijadikan media untuk ‎melatih mereka menemukan sesuatu yang baru, dalam aksi ‎nyata, praktek di luar yang dipelajarinya di sekolah, berfikir ‎kritis dan menemukan sesuatu yang baru. Nah, harus ‎diperbuat dalam karya seni rupa, contohnya.‎

Karya “koraci” dimaksudkan untuk menyebut hasil karya ‎karya seni rupa dengan menggunakan efek tambahan ‎berupa media kertas koran (buram) dan tepung kanji/sagu, ‎aci orang Sunda menyebutnya (perekat yang bahan ‎dasarnya ketela pohon (singkong, sagu) atau bisa juga dari ‎pohon kawung.‎

Intinya menggunakan media koran (bekas) dan perekat ‎tradisional aci. Koraci karya seni rupa tiga dimensi /relief ‎dengan menggunakan media koran dan aci ‎dicampuradukan.  Karennya, koraci sebetulnya kreasi ‎pemilihan media untuk cara menutup ruang kreasi dengan ‎pemberian efek tekstur menggunakan original kertas ‎bercampur aci.‎

Penggunaan koraci dipakai juga oleh pengrajin seni bangun ‎atau kerajinan gerabah, karena biasanya digunakan dalam ‎teknik menghiasi model hasil karya bangun, atau campuran ‎bahan untuk memberi efek bercak dan ketahanan hasil ‎karya.‎

Proses Kreasi Karya Seni ‎

Proses pembuatan aneka karya seni rupa berbahan koraci, ‎dapat disesuaikan dengan keinginan para netter. Namun ‎untuk menghasilkan karya yang tidak sepele, ada baiknya ‎dipertimbangkan tahapan sebagai berikut:‎

  • Sebelum dimulai, persiapkanlah kertas koran ‎buram/stensilan, usahakan hanya jenis buram saja, ‎sekitar 0,5 kg, aci atau tepung sagu sebanyak 0,2 kg, ‎air dalam ember 5-10 liter, atau secukupnya sesuai ‎kebutuhan, sket gambar pada kertas tebal/triplek atau ‎bahan padat pipih lain, ditambah perangkat alat ‎masak berupa kompor, susur, dan perkakas masak ‎lain.‎
  • Rendamlah kertas pada air bersih, dengan diremas-‎remas sebelumnya, selama minimal 48 jam. Ini untuk ‎menghancurkan kertas, menjadi basah, memudar, ‎sehingga menjadi cair, berupa bubur kertas. ‎
  • Satu jam terakhir (jam ke-47), siapkan aci dan kompor. ‎Nyalakan kompor, lalu tuangkan kertas ke tas wajan, ‎dimasak campur dengan air (sesuai kebutuhan),  ‎diaduk pakai susur hingga merata.‎
  • Setelah diperkirakan rata komposisi aci, air dan kertas, ‎angkat, atau biarkan dalam tungku api sangat kecil.‎
  • Tuangkan koraci pada sket gambar yang sudah ‎dipersiapkan, langsung dengan tangan. Ikuti batas ‎sket gambar secara merata. Atur sesuai kreasi anda ‎dan buatlah aneka ide, konsep dan keinginan untuk ‎efek, tekstur, bentuk, warna dan kreasi tiga dimensi ‎anda.‎
  • Tunggu hingga kering, atau jemur, untuk ‎mempercepat pengeringan. Pastikan rekatan paten ‎dan mantap.‎

Optimalisasi Sentuhan Akhir Karya

Untuk memberikan daya tawar dalam hasil karya kita, ‎berilah sentuhan akhir yang meyakinkan, antara lain ‎pilihan sebagai berikut:‎

  • Pilihlah sket gambar, simbol atau aneka kreasi dua ‎dimensi lain, minimal ketebalan atau kerenggangan ‎objek antar garis sisi 4 mm.‎
  • Perhatikan durasi waktu pembuatan, jangan biarkan ‎koraci cepat mengering. Bisa gagal total brow.‎
  • Gunakan media kertas tebal (minimal 3 mm) untuk ‎dasar sket, atau menggunakan media padat lain, ‎seperti triplek, kaca, seng, atau media keras lain, ‎untuk penempelan koraci.‎
  • Dimensi ketebalan koraci sesungguhnya relatif, 2-5 ‎mili meter dapat dicoba.‎
  • Alat untuk perekatan lebih baik bila cara penempelan ‎pada media, menggunakan sendok, garpu makan atau ‎alat lainnya. ‎
  • Teknik pembuatan dapat memilih salah satu atau ‎kombinasi : finger (jari tangan), touch (toel), Press ‎‎(tekan), Cantol (tempel), Gores dan Multi (kombinasi).‎
  • Berikan sentuhan pewarnaan yang kontras untuk efek ‎dinamis. Selain untuk tampilan juga untuk membuat ‎daya tahan media terjaga. Dapat juga sentuhan akhir ‎karya dengan penggunaan vernis atau cat bening, ‎untuk menutup semua area objek kreasi.‎
  • Pengeringan harus optimal dalam terik matahari, agar ‎kualitas karya menjadi baik dan tahan lama. Hindari ‎kelembaban dalam jangka lama dan cipratan air, hal ‎itu akan mempercepat tumbuhnya jamur. Terutama ‎untuk karya warna original, tanpa pewarnaan ‎tambahan.‎
  • Kombinasikan dengan penambahan media lain untuk ‎keragaman karya, seperti tempelan pasir, batu, kaca, ‎daun, ranting, akar atau lainnya. Sehingga menghasil ‎kreasi seni rupa yang memberi efek imajinasi yang ‎dinamis bagi para pengapresiasi.‎

Selamat mencoba.**‎