Minggu, 18 Juli 2021

Kreasi Koraci, Ubah Sampah Jadi Berkah

#Wirausaha


Salah satu jenis sampah kertas yang sering kita temukan di ‎rumah maupun perkantoran adalah kertas bekas yang ‎dihasilkan dari bekas kemasan suatu barang, bungkus atau ‎sesuatu yang habis ambil manfaat oleh kita. ‎

Di antara jenis kertas yang populer hampir selalu jadi ‎sampah ketika kita telah memakainya adalah kertas ‎buram/stensilan. Bagi netter yang berlangganan koran ‎harian, tentu sangat bersahabat dengan kertas koran, ‎buram atau stensilan. Ya, salah satu jenis kertas yang ‎dipakai oleh penerbitan koran untuk menjadi pilihan ‎bahan kertas korannya.‎

Kalau dalam sehari koran datang ke rumah, satu ‎eksemplar, dengan jumlah halaman 8-20 halaman, dengan ‎berat 0,2 kg dan setelah dibaca dibuang begitu saja, atau ‎dipakai untuk bungkus, maka lama-kelamaan tentu akan ‎menumpuk juga. ‎

Hal itu tentu menjadi persoalan tersendiri. Mungkin cukup ‎anda kumpulkan kemas dan jual kepada pengrajian ‎pengumpul atau pengepul barang bekas. Itupun sudah ‎lumayan. Tetapi barangkali kita dapat mencari pengolahan ‎yang lain, yang lebih kreatif dan produktif.‎

Emang sih, jenis sampah ini termasuk yang dapat diurai, ‎tetapi kalau jumlahnya melimpah, cukup mengganggu ‎pemandangan dan kenyamanan. Maka tentu saja harus ‎dicari aternatif pengolahannya.‎

Untuk kalangan sekolahan atau rumahan yang memiliki ‎anak sekolah, hal tersebut dapat dijadikan media untuk ‎melatih mereka menemukan sesuatu yang baru, dalam aksi ‎nyata, praktek di luar yang dipelajarinya di sekolah, berfikir ‎kritis dan menemukan sesuatu yang baru. Nah, harus ‎diperbuat dalam karya seni rupa, contohnya.‎

Karya “koraci” dimaksudkan untuk menyebut hasil karya ‎karya seni rupa dengan menggunakan efek tambahan ‎berupa media kertas koran (buram) dan tepung kanji/sagu, ‎aci orang Sunda menyebutnya (perekat yang bahan ‎dasarnya ketela pohon (singkong, sagu) atau bisa juga dari ‎pohon kawung.‎

Intinya menggunakan media koran (bekas) dan perekat ‎tradisional aci. Koraci karya seni rupa tiga dimensi /relief ‎dengan menggunakan media koran dan aci ‎dicampuradukan.  Karennya, koraci sebetulnya kreasi ‎pemilihan media untuk cara menutup ruang kreasi dengan ‎pemberian efek tekstur menggunakan original kertas ‎bercampur aci.‎

Penggunaan koraci dipakai juga oleh pengrajin seni bangun ‎atau kerajinan gerabah, karena biasanya digunakan dalam ‎teknik menghiasi model hasil karya bangun, atau campuran ‎bahan untuk memberi efek bercak dan ketahanan hasil ‎karya.‎

Proses Kreasi Karya Seni ‎

Proses pembuatan aneka karya seni rupa berbahan koraci, ‎dapat disesuaikan dengan keinginan para netter. Namun ‎untuk menghasilkan karya yang tidak sepele, ada baiknya ‎dipertimbangkan tahapan sebagai berikut:‎

  • Sebelum dimulai, persiapkanlah kertas koran ‎buram/stensilan, usahakan hanya jenis buram saja, ‎sekitar 0,5 kg, aci atau tepung sagu sebanyak 0,2 kg, ‎air dalam ember 5-10 liter, atau secukupnya sesuai ‎kebutuhan, sket gambar pada kertas tebal/triplek atau ‎bahan padat pipih lain, ditambah perangkat alat ‎masak berupa kompor, susur, dan perkakas masak ‎lain.‎
  • Rendamlah kertas pada air bersih, dengan diremas-‎remas sebelumnya, selama minimal 48 jam. Ini untuk ‎menghancurkan kertas, menjadi basah, memudar, ‎sehingga menjadi cair, berupa bubur kertas. ‎
  • Satu jam terakhir (jam ke-47), siapkan aci dan kompor. ‎Nyalakan kompor, lalu tuangkan kertas ke tas wajan, ‎dimasak campur dengan air (sesuai kebutuhan),  ‎diaduk pakai susur hingga merata.‎
  • Setelah diperkirakan rata komposisi aci, air dan kertas, ‎angkat, atau biarkan dalam tungku api sangat kecil.‎
  • Tuangkan koraci pada sket gambar yang sudah ‎dipersiapkan, langsung dengan tangan. Ikuti batas ‎sket gambar secara merata. Atur sesuai kreasi anda ‎dan buatlah aneka ide, konsep dan keinginan untuk ‎efek, tekstur, bentuk, warna dan kreasi tiga dimensi ‎anda.‎
  • Tunggu hingga kering, atau jemur, untuk ‎mempercepat pengeringan. Pastikan rekatan paten ‎dan mantap.‎

Optimalisasi Sentuhan Akhir Karya

Untuk memberikan daya tawar dalam hasil karya kita, ‎berilah sentuhan akhir yang meyakinkan, antara lain ‎pilihan sebagai berikut:‎

  • Pilihlah sket gambar, simbol atau aneka kreasi dua ‎dimensi lain, minimal ketebalan atau kerenggangan ‎objek antar garis sisi 4 mm.‎
  • Perhatikan durasi waktu pembuatan, jangan biarkan ‎koraci cepat mengering. Bisa gagal total brow.‎
  • Gunakan media kertas tebal (minimal 3 mm) untuk ‎dasar sket, atau menggunakan media padat lain, ‎seperti triplek, kaca, seng, atau media keras lain, ‎untuk penempelan koraci.‎
  • Dimensi ketebalan koraci sesungguhnya relatif, 2-5 ‎mili meter dapat dicoba.‎
  • Alat untuk perekatan lebih baik bila cara penempelan ‎pada media, menggunakan sendok, garpu makan atau ‎alat lainnya. ‎
  • Teknik pembuatan dapat memilih salah satu atau ‎kombinasi : finger (jari tangan), touch (toel), Press ‎‎(tekan), Cantol (tempel), Gores dan Multi (kombinasi).‎
  • Berikan sentuhan pewarnaan yang kontras untuk efek ‎dinamis. Selain untuk tampilan juga untuk membuat ‎daya tahan media terjaga. Dapat juga sentuhan akhir ‎karya dengan penggunaan vernis atau cat bening, ‎untuk menutup semua area objek kreasi.‎
  • Pengeringan harus optimal dalam terik matahari, agar ‎kualitas karya menjadi baik dan tahan lama. Hindari ‎kelembaban dalam jangka lama dan cipratan air, hal ‎itu akan mempercepat tumbuhnya jamur. Terutama ‎untuk karya warna original, tanpa pewarnaan ‎tambahan.‎
  • Kombinasikan dengan penambahan media lain untuk ‎keragaman karya, seperti tempelan pasir, batu, kaca, ‎daun, ranting, akar atau lainnya. Sehingga menghasil ‎kreasi seni rupa yang memberi efek imajinasi yang ‎dinamis bagi para pengapresiasi.‎

Selamat mencoba.**‎


1 komentar: