Serba-serbi

#Artikel #Curhat #Jalan-jalan

Ketangguhan Wirausaha di Masa Depan


Perusahaan unggul? Tentu harapan banyak orang. Kita ‎sepakat menginginkan keadaan perekonomian kita stabil. ‎Terus melaju, berkembang dan mendatangkan keuntungan ‎yang kian bertambah. ‎

Seiring dengan itu, kehidupan juga terus berubah. Karena ‎hakikat hidup adalah perubahan. Dalam hal menghadapi ‎perubahan ini, dalam dunia bisnis dan usaha banyak hal yang ‎harus diwaspadai. Salah satunya bagaimana ‎memformulasikan jenis usaha kita akan tetap bertahan. ‎Sederetan pola usaha ini, wirausaha di antaranya.‎

Anda yang terlibat dalam aktivitas wirausaha. Anda patut ‎bergembira. Siapapun yang sedang bergelut dengan kegiatan ‎usaha sendiri, atau sebagai pekerja (pegawai) pada perusahaan ‎‎(lembaga) dan secara bersamaan melakukan aktivitas ‎wirausaha, harapan besar telah akan membuka lebar pintu ‎cita-cita Anda. Menurut penulis, di masa depan, wirausaha ‎akan menjadi alternatif usaha yang dapat diharapkan.‎

Bagaimana yang disebut wirausaha? Secara sederhana dapat ‎dirumuskan bahwa wirausaha adalah aktivitas usaha, dengan ‎pemberdayaan berbagai sumber daya, yang menghasilkan ‎produk (barang maupun jasa), dilakukan oleh perseorangan ‎atau kelompok, dan menghasilkan keuntungan (income) lebih. ‎

Wirausaha memiliki karakter khas yang kuat, yang berbeda ‎dengan image kebanyakan masyarakat, antara lain: pertama, ‎kemandirian, seorang wirausahawan, dengan atau tanpa ‎mendapatkan bantuan fasilitas apapun, ia akan melakukan ‎kegiatan usaha, bukan menjadi pegawai, untuk menjawab ‎permasalahan (kebutuhan) masyarakat terhadap suatu barang ‎atau jasa. Kedua, kreativitas, permasalahan kebutuhan ‎masyarakat terhadap sebuah barang atau jasa, diterjemahkan ‎dengan menghadirkan temuan baru yang berbeda dengan ‎sudah ada dan beredar di masyarakat. Atau memberi nilai ‎tambah teknis produk. Ketiga, inovasi, lahirnya produk yang ‎terus menerus mengalir, mengharuskan wirausahawan ‎melakukan pembedaan atau kreasi anyar, terhadap produknya ‎agar mampu bertahan dalam persaingan yang terjadi. ‎Keempat, dalam menyajikan produk, ia melakukan cara-cara ‎yang berbeda dalam penetrasi pasar, agar barangnya dapat ‎diterima oleh publik.‎

Dewasa ini, secara perorangan dan bermasyarakat, teknologi ‎informasi dan komunikasi telah merasuk pada berbagai aspek ‎kehidupan kita. Pemenuhan kebutuhan terhadap berbagai ‎aspek kehidupan manusia, dapat ditangani oleh hasil rekayasa ‎kemajuan teknologi, yang secara nyata, dalam tinjauan ‎tertentu, dapat menggantikan peran manusia. Persoalan ini ‎adalah merupakan kebanggaan. Tetapi tentu saja, memiliki ‎dampak yang luar biasa, sekaligus menjadi ancaman bagi ‎keseimbangan kehidupan manusia.‎

Dalam hal ketenagakerjaan, sebagai konsekuensi dari ‎kemajuan tersebut, bahwa diperkirakan kedepan, beberapa ‎posisi tenaga kerja teknis, dalam segala bidang sudah telah ‎dan akan digantikan oleh tenaga-tenaga mesin robotik. ‎Kenyataan ini sudah sangat terasa. Misalnya, bagaimana ‎penerapan pada beberapa perusahaan berskala besar telah ‎mempergunakan tenaga-tenaga mesin untuk menangani ‎beberapa aktivitas rutin perusahaan. Petugas di pintu masuk, ‎telah diganti oleh palang pintu otomatis. Pegawai parkir, ‎digantikan oleh mesin parkir. Pelayan tamu digantikan oleh ‎robot costumer service. Dan masih banyak lagi. Bahkan, ‎untuk tenaga kerja yang bersifat masal, telah juga digantikan ‎oleh mesin, seperti mesin packing, mesin angkut, mesin ‎produksi, dll.‎

Begitu juga tenaga ahli teknis, misalnya operator pengaduan, ‎teller bank, tenaga marketing, peramu niaga, sudah dapat ‎digantikan oleh teknologi komputerize. Dan hal ini akan terus ‎mengalami perubahan tiada henti, menyebar luas, dan ‎semakin mengakar. Sekali lagi, perubahan pola ini tentu saja, ‎temuan yang sangat bermanfaat untuk mempercepat produksi ‎dan efisiensi ketenagaan. Tetapi pada gilirannya, telah ‎memangkas sejumlah peluang kerja dalam bidang-bidang ‎tersebut, yang dulu dan sementara ini, ditangani langsung oleh ‎tenaga manusia.‎

Selanjutnya, tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha ‎itu, yang terkait dalam hubungan industrial, telah dan akan ‎mengalami pemecatan kerja masal, alias menganggur. Lalu, ‎karena menganggur, maka hilanglah pendapatan mereka. ‎Sementara kebutuhan hidup terus menerus. Dus, akhirnya ‎akan muncul ragam gangguan psikologis: keresahan, stres dan ‎pelampiasan psikologis, dan kerentanan sosial: memunculkan ‎ketidakseimbangan lingkungan sosial, pada gilirannya ‎menyebabkan kehidupan manusia semakin tidak seimbang, ‎kejahatan masa dan keterancaman dunia.‎

Dalam situasi dan kondisi seperti ini, tumpuan harapan adalah ‎pada dunia wirausaha, sesuai dengan karakter dan ‎kekuatannya, akan mampu menjawab persoalan, terhadap ‎dampak negatif dari kemungkinan-kemungkinan yang akan ‎terjadi. Setidaknya dalam hal :‎

•    Menghadirkan kreativitas produk (barang maupun jasa), ‎sesuai dengan zamannya.‎

•    Menambah pendapatan yang tidak terbatas, dengan ‎mengembangkan marketing yang dinamis.‎

•    Memberdayakan potensi lingkungan sosial yang ada, ‎tatkala perusahaannya tumbuh dan berkembang.‎

Semoga.**‎


Masa Depan Dunia, Masanya Wirausaha

Selamat Anda yang terlibat dalam aktivitas wirausaha. Anda ‎patut bergembira. Siapapun yang sedang bergelut dengan ‎kegiatan usaha sendiri, atau sebagai pekerja (pegawai) pada ‎perusahaan (lembaga) dan secara bersamaan melakukan ‎aktivitas wirausaha, harapan besar telah akan menjemput ‎Anda. Di masa depan, wirausaha adalah tumpuan harapan.‎

Bagaimana yang disebut wirausaha? Secara sederhana dapat ‎dirumuskan bahwa wirausaha adalah aktivitas usaha, dengan ‎pemberdayaan berbagai sumber daya, yang menghasilkan ‎produk (barang maupun jasa), dilakukan oleh perseorangan ‎atau kelompok, dan menghasilkan keuntungan (income) ‎lebih. ‎

Wirausaha memiliki karakter khas yang kuat, yang berbeda ‎dengan image kebanyakan masyarakat, antara lain: pertama, ‎kemandirian, seorang wirausahawan, dengan atau tanpa ‎mendapatkan bantuan fasilitas apapun, ia akan melakukan ‎kegiatan usaha, bukan menjadi pegawai, untuk menjawab ‎permasalahan (kebutuhan) masyarakat terhadap suatu ‎barang atau jasa. Kedua, kreativitas, permasalahan ‎kebutuhan masyarakat terhadap sebuah barang atau jasa, ‎diterjemahkan dengan menghadirkan temuan baru yang ‎berbeda dengan sudah ada dan beredar di masyarakat. Atau ‎memberi nilai tambah teknis produk. Ketiga, inovasi, lahirnya ‎produk yang terus menerus mengalir, mengharuskan ‎wirausahawan melakukan pembedaan atau kreasi anyar, ‎terhadap produknya agar mampu bertahan dalam ‎persaingan yang terjadi. Keempat, dalam menyajikan produk, ‎ia melakukan cara-cara yang berbeda dalam penetrasi pasar, ‎agar barangnya dapat diterima oleh publik.‎

Dewasa ini, secara perorangan dan bermasyarakat, teknologi ‎informasi dan komunikasi telah merasuk pada berbagai ‎aspek kehidupan kita. Pemenuhan kebutuhan terhadap ‎berbagai aspek kehidupan manusia, dapat ditangani oleh ‎hasil rekayasa kemajuan teknologi, yang secara nyata, dalam ‎tinjauan tertentu, dapat menggantikan peran manusia. ‎Persoalan ini adalah merupakan kebanggaan. Tetapi tentu ‎saja, memiliki dampak yang luar biasa, sekaligus menjadi ‎ancaman bagi keseimbangan kehidupan manusia.‎

Dalam hal ketenagakerjaan, sebagai konsekuensi dari ‎kemajuan tersebut, bahwa diperkirakan kedepan, beberapa ‎posisi tenaga kerja teknis, dalam segala bidang sudah telah ‎dan akan digantikan oleh tenaga-tenaga mesin robotik. ‎Kenyataan ini sudah sangat terasa. Misalnya, bagaimana ‎penerapan pada beberapa perusahaan berskala besar telah ‎mempergunakan tenaga-tenaga mesin untuk menangani ‎beberapa aktivitas rutin perusahaan. Petugas di pintu masuk, ‎telah diganti oleh palang pintu otomatis. Pegawai parkir, ‎digantikan oleh mesin parkir. Pelayan tamu digantikan oleh ‎robot costumer service. Dan masih banyak lagi. Bahkan, ‎untuk tenaga kerja yang bersifat masal, telah juga digantikan ‎oleh mesin, seperti mesin packing, mesin angkut, mesin ‎produksi, dll.‎

Begitu juga tenaga ahli teknis, misalnya operator pengaduan, ‎teller bank, tenaga marketing, peramu niaga, sudah dapat ‎digantikan oleh teknologi komputerize. Dan hal ini akan terus ‎mengalami perubahan tiada henti, menyebar luas, dan ‎semakin mengakar. Sekali lagi, perubahan pola ini tentu saja, ‎temuan yang sangat bermanfaat untuk mempercepat ‎produksi dan efisiensi ketenagaan. Tetapi pada gilirannya, ‎telah memangkas sejumlah peluang kerja dalam bidang-‎bidang tersebut, yang dulu dan sementara ini, ditangani ‎langsung oleh tenaga manusia.‎

Selanjutnya, tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha ‎itu, yang terkait dalam hubungan industrial, telah dan akan ‎mengalami pemecatan kerja masal, alias menganggur. Lalu, ‎karena menganggur, maka hilanglah pendapatan mereka. ‎Sementara kebutuhan hidup terus menerus. Dus, akhirnya ‎akan muncul ragam gangguan psikologis: keresahan, stres ‎dan pelampiasan psikologis, dan kerentanan sosial: ‎memunculkan ketidakseimbangan lingkungan sosial, pada ‎gilirannya menyebabkan kehidupan manusia semakin tidak ‎seimbang, kejahatan masa dan keterancaman dunia.‎

Dalam situasi dan kondisi seperti ini, tumpuan harapan ‎adalah pada dunia wirausaha, sesuai dengan karakter dan ‎kekuatannya, akan mampu menjawab persoalan, terhadap ‎dampak negatif dari kemungkinan-kemungkinan yang akan ‎terjadi. Setidaknya dalam hal :‎

•    Menghadirkan kreativitas produk (barang maupun jasa), ‎sesuai dengan zamannya.‎

•    Menambah pendapatan yang tidak terbatas, dengan ‎mengembangkan marketing yang dinamis.‎

•    Memberdayakan potensi lingkungan sosial yang ada, ‎tatkala perusahaannya tumbuh dan berkembang. ‎Semoga.**‎

 

Aktivitas yang Dibutuhkan, Hadapi ‎Tantangan Kehidupan

Kehidupan ini misterius kawan! Di antara kita, tidak ada ‎orang yang dapat memastikan 100% apa yang akan ‎terjadi. Rencana yang sudah ditata untuk hari esok pun ‎tak dapat dicapai secara akurat. Setelah berusaha, ‎akhirnya kita hanya berharap dan berdo’a.‎

Salah satu misteri hidup adalah tantangan dan ‎hambatan.  Baik yang asalnya dari dalam diri kita sendiri ‎maupun faktor luar. Amat jarang rencana berjalan mulus. ‎Selalu ada hal yang di luar dugaan, tak terpikirkan, ‎bahkan jauh dari perhitungan sebelumnya. Ya, itulah ‎asiknya hidup ini.‎

Nah, untuk mewujudkan rencana-rencana kita ke depan, ‎maka tumpuan utama untuk mendekatkan pada ‎harapan, antara lain, yaitu pada: ‎

Pertama, pemetaan rencana hidup yang baik dan ‎formulatif. Baik, artinya angan-angan berupa tahapan ‎peningkatan kualitas kehidupan yang memuliakan ‎derajat manusia. Formulatif, artinya kualitas hidup yang ‎dapat dicapai dengan runutan dan ukuran yang jelas. ‎

Keinginan yang berupa angan-angan dan cita-cita dapat ‎saja berupa ungkapan-ungkapan, ujaran, gambar atau ‎teks-teks. Bahkan bisa jadi simbol bahasa lainnya, yang ‎hanya dipahami oleh diri sendiri. Tentu, sangat baik ‎apabila catatan, coretan, rekaman, atau bentuk lain yang ‎mudah mengingatkan diri kita, serta menggugah ‎kesadaran terdalam diri kita. Akan sangat baik apabila ‎hal itu mampu efektif dan efisien “konek” dengan ingatan ‎kita.‎

Kedua, penguatan usaha. Penguatan ini dibuktikan oleh ‎aktivitas riil, dengan bentuk kerja keras, kerja cerdas, dan ‎kerja ikhlas. Maksudnya, segala aktivitas dalam rangka ‎menghadapi tantangan dan hambatan kehidupan ‎dilakukan dengan sekuat tenaga, yang dibalut oleh ‎strategi cara pelaksanaannya, dan dilengkapi dengan ‎penyerahan hasilnya sepenuh jiwa kepada Sang ‎Penguasa. ‎

Unit terkecil dari usaha adalah belajar yang giat. Banyak ‎cara untuk belajar. Antara lain Belajar melalui studi ‎literasi, membaca gejala alam dan lingkungan sosial. ‎

Belajar giat amat dekat dengan kebiasaan membaca. ‎Kebiasaan membaca adalah wujud aktivitas memahami ‎naskah yang terjadwal, berulang-ulang dan terrencana, ‎hingga dalam kurun waktu tertentu otomatis menjadi ‎kebutuhan tubuh kita.‎

Belajar juga dapat dilakukan dengan aktivitas pergaulan ‎dengan sesama, dari pengalaman hidup orang-orang ‎sukses nan inspiratif  dan mengapresiasi kearifan hukum ‎lingkungan alam.‎

Belajar yang baik memerlukan kekuatan fisik dan mental. ‎Hal itu juga perlu dipupuk dengan baik, agar kekuatan ‎fisik tubuh dan mentalitas jiwa kita terlatih untuk kuat ‎menghadapinya.‎

Nah, akumulasi hasil pembelajaran itu kita terapkan ‎dengan strategi terbaik dan paling memungkinkan untuk ‎menggapai segala cita-cita kita. ‎

Hal lain yang patut menjadi catatan, bahwa pengalaman ‎hidup seseorang yang telah sukses dalam meraih cita-cita ‎mereka, tidak akan sama percis dengan apa yang ‎dihadapi kita sekarang ini. Karenanya, pembendaharaan ‎rangkuman pengalaman hidup dan sejumlah ‎pengetahuan dalam penerapan strategi tersebut, ‎memerlukan rumusan ulang bergaya kita. Sehingga ‎melekat menjadi trade mark kita.‎

Ketiga, setelah kita mematrikan cita-cita dalam papan ‎kalbu, yang diejawantahkan dengan segenap usaha ‎terbaik, kita harus melengkapinya dengan aneka ‎rumusan do’a yang mulia. ‎

Dus, apa yang sudah diusahakan dalam keseluruhan ‎aktivitas kita, untuk mewujudkan harapan-harapan ‎terbaik, harus atas dasar nilai-nilai kemuliaan. Sehingga, ‎toh, apabila hasilnya meleset, kita sudah mengusahakan ‎sekuatnya, mengangankan semulia mungkin, dengan ‎do’a terbaik. Minimal tidak akan rugi kedua kalinya. Dan, ‎hampir dipastikan akan terasa plong.** ‎

#Jenius

Sidis, si Jenius IQ Tertinggi di Muka Bumi


Sidis dijuluki sebagai orang paling jenius yang ‎pernah hidup di muka bumi hingga kini. Walau ‎pemilik nama lengkap William James Sidis itu ‎terbilang jarang terekspos dalam pemberitaan ‎belakangan ini. ‎

Sidis memiliki IQ dengan skor antara 250-300, ‎tercatat tertinggi di dunia. Ia juga menguasai ‎sebanyak 200 macam bahasa di dunia. ‎

Hebatnya, bagi Sidis, untuk menguasai satu ‎macam bahasa tertentu, cukup ia belajar dalam ‎kurun waktu satu hari saja, kabarnya. ‎

Bibit kecerdasan pria kelahiran New York, Amerika ‎Serikat (AS) ini telah terlihat sejak usia 18 bulan. ‎Pada usia tersebut dia sudah membaca tulisan ‎sekelas New York Times.‎

Genap berumur 8 tahun, Sidis sudah menguasai 8 ‎bahasa, yakni Latin, Inggris, Jerman, Francis, ‎Yunani, Armenia, Turki dan Yahudi. Di tahun yang ‎sama, Sidis sudah menyelesaikan beberapa tulisan ‎tentang anatomi tubuh manusia dan astronomi. ‎Bahkan menulis buku The Book of Vendergood.‎

Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera ‎masuk Harvard College walaupun usianya masih ‎‎11 tahun, waktu itu. Ia membuat rekor sebagai ‎orang termuda yang mendaftar di Universitas ‎tersebut. ‎

Pada usia 16 tahun, Sidis lulus sarjana matematika ‎dengan predikat cum laude. Sehingga, Profesor ‎Daniel F dari MIT memperkirakan bahwa Sidis ‎akan menjadi ahli matematika setelahnya.‎

Kecerdasannya di bidang matematika begitu ‎mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai ‎anak jenius menghiasi berbagai media masa. ‎Namun sayang di kemudian hari, menurut James ‎Thurber seorang wartawan terkemuka, pada suatu ‎hari diketemukan menjadi seorang pemulung mobil ‎tua.‎

Walau sempat mengalami hal-hal yang ‎menggetirkan, Sidis masih menempati tangga ‎teratas manusia paling jenius di dunia.***‎

Sumber: republika.co.id dan cnnindonesia.com


1 komentar: