Minggu, 18 Juli 2021

Ibu-ibu, Pelaku Usaha Lokal Potensial

#Wirausaha


Ibu-ibu rumah tangga relatif memiliki keluangan ‎waktu yang lebih banyak di rumah, dibandingkan ‎dengan bapak-bapak kepala rumah tangga, yang ‎melakukan aktivitas kerja profesional ataupun ‎pengusaha.‎

Ibu-ibu dengan kondisi hanya fokus mengurusi rumah ‎tangga, tentu saja banyak menghabiskan waktu di ‎rumah masing-masing. Amat berbeda dengan ibu-ibu ‎yang turut terlibat mengembangkan karir sebagai ‎pegawai, misalnya.‎

Karena itu, ibu-ibu rumah tangga lebih banyak waktu ‎luang bersama keluarga di rumah, untuk diisi oleh ‎aktivitas pemenuhan produk kebutuhan rumahan, ‎sekaligus dijadikan peluang usaha rumahan sebagai ‎kreativitas usaha tambahan, selebihnya dari ‎kebutuhan sendiri.‎

Pilihan jenis usaha dan garapannya juga dapat ‎dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan rutin atau ‎kebutuhan yang langsung dirasakan oleh mereka, ‎sebagai ibu rumah tangga. Misalnya kueh-kueh ‎lebaran, cemilan, makanan kering, atau mungkin ‎makanan pokok, gak masalah. Ini sekaligus semacam ‎survei untuk menjawab kebutuhan pasar.‎

Dalam pelaksanaan usahanya pun dapat melakukan ‎sharing dengan sesama ibu-ibu rumah tangga yang ‎lain, baik pengembangan kelompok usaha, ‎penyerapan tenaga kerja, pemasaran produk, dan ‎melakukan pemilihan jaringan usaha.‎

Dan uniknya, ibu-ibu dapat melakukan saling ‎menunjang komoditi usaha masing-masing yang ‎saling mereka butuhkan, di antara kebutuhan ‎keluarga yang beraneka ragam. Sebagai contoh ibu A ‎membuat kue A, ibu B membuat kue B, dan ‎selanjutnya. Namun fokus pada satu jenis saja, yang ‎dianggap paling dikuasai dan sesuai minat masing-‎masing. Lalu, mereka saling memenuhi kebutuhan ‎antara mereka dari sesama.‎

Ada sejumlah catatan untuk pembangunan usaha ‎dalam kelompok ini, misalnya melakukan komitmen ‎yang secara bersama-sama dilakukan untuk maju ‎bersama. Komitmen saling percaya, pertemuan rutin ‎berkala sebagai wahana curah gagasan, ‎pengkoordinasian yang baik, serta saling memajukan.‎

Pada saatnya, tatkala tiap kelompok maju ‎berkembang, akan membawa pada situasi skala lain ‎yang lebih luas. Misalnya, dapat memajukan ‎kampung, pemukiman, kompleks perumahan, desa, ‎kecamatan, dan daerah mereka. Atau ukuran lainnya. ‎Sehingga terwujud, misalnya kampung pengusaha ‎kueh A, atau lain sebagainya.‎

Komitmen juga harus diupayakan solid, untuk ‎memajukan produk IRT yang bermutu dan berdaya ‎saing tinggi. Hal ini, otomatis akan mampu ‎mengangkat harum nama kelompok mereka.  ‎Sekaligus menjadi alasan perlunya pendampingan ‎oleh pemerintah, pada kemudian hari. ‎

Dengan demikian, maka berbagai program ‎pemerintah untuk pemberdayaan sosial, tidak mesti ‎diminta lagi, akan berjalan otomatis. Mereka (pihak ‎berwenang) akan memperhatikannya, apabila hal-hal ‎pencapaian prestasi pemberdayaan IRT lokal sudah ‎terbentuk. Bahkan, jangan heran, acapkali dijadikan ‎sebagai kebanggaan daerah tersebut, oleh semua ‎komponen masyarakat.***‎

 

2 komentar: