Jumat, 10 Januari 2020

Serat Optik (Laut) Untuk Deteksi (‎Gempa)

#Teknologi


Ada kabar baru yang menarik tentang ‎perkembangan teknologi, dalam rangka ‎mendeteksi lebih dini kejadian gempa.‎

Hasil penelitian baru dari Berkeley yang diterbitkan ‎di jurnal Science yang dikutip oleh tempo.co dari ‎Tech Crunch Jumat, 29 November 2019. Bahwa ‎ada temuan baru dengan memanfaatkan kabel ‎fiber optik bawah laut yang ada menjadi jaringan ‎seismograf. Ini kabar positif tentang pandangan ‎global yang belum pernah terjadi sebelumnya ‎tentang gerakan tektonik Bumi. ‎

Saat ini seismolog mendapatkan hampir semua ‎data dari instrumen di darat. Ini berarti sebagian ‎besar pengetahuan kita tentang aktivitas seismik ‎terbatas pada sepertiga permukaan planet ini. ‎Selebihnya belum ada studi mendalam atau ‎pemantauan jangka panjang atas dasar laut.‎

‎"Ada kebutuhan besar untuk seismologi dasar ‎laut," jelas penulis utama studi tersebut, Nathaniel ‎Lindsey dalam rilis berita Berkeley. "Instrumentasi ‎apa pun yang kamu keluarkan ke lautan, meskipun ‎itu hanya untuk 50 kilometer pertama dari pantai, ‎akan sangat berguna."‎

Tentu saja, alasan kita belum melakukannya ‎adalah karena sangat sulit untuk menempatkan, ‎memelihara, dan mengakses instrumen presisi ‎yang diperlukan untuk pekerjaan seismik jangka ‎panjang di bawah air. Itulah gagasan yang sedang ‎dicari Lindsey dan rekan-rekannya sehubungan ‎dengan kabel serat optik bawah laut.‎

Kabel ini membawa data jarak jauh, kadang-‎kadang sebagai bagian dari tulang punggung ‎internet, dan kadang-kadang sebagai bagian dari ‎jaringan pribadi. Tetapi satu hal yang mereka ‎semua miliki adalah mereka menggunakan cahaya ‎untuk melakukannya. Sementara cahaya akan ‎tersebar dan terdistorsi jika kabel bergeser atau ‎mengubah orientasi.‎

Dengan hati-hati memonitor fenomena ‎‎'backscatter' ini dapat dilihat persis di mana kabel ‎berubah posisi dan sampai sejauh mana. ‎Terkadang dalam beberapa nanometer. Itu berarti ‎bahwa para peneliti dapat mengamati kabel untuk ‎mengetahui sumber aktivitas seismik dengan ‎tingkat ketelitian yang luar biasa.‎

Teknik ini, disebut Distributed Acoustic Sensing ‎‎(DAS). DAS ini pada intinya memperlakukan kabel ‎seolah-olah serangkaian ribuan sensor gerak ‎individu. Kabel yang diuji oleh tim ini adalah ‎infrastruktur data bawah laut Monterey Bay ‎Aquarium Research Institute (MBARI) sepanjang ‎‎20 kilometer. Terbagi menjadi sekitar sepuluh ribu ‎segmen, yang dapat mendeteksi pergerakan ‎permukaan yang sekecil apa pun yang melekat ‎padanya.‎

‎"Ini benar-benar sebuah studi di perbatasan ‎seismologi, pertama kali ada orang yang ‎menggunakan kabel serat optik lepas pantai untuk ‎melihat jenis sinyal oseanografi atau untuk struktur ‎kesalahan pencitraan," kata Jonathan Ajo-Franklin ‎dari Laboratorium Nasional Berkeley.‎

Setelah menghubungkan kabel MBARI ke sistem ‎DAS, tim mengumpulkan satu ton informasi yang ‎dapat diverifikasi yaitu perpindahan dari gempa ‎berkekuatan 3,4 magnitude ke daratan, lokasi yang ‎belum dipetakan di teluk, dan pola pergerakan air ‎yang juga mengisyaratkan aktivitas seismik.‎

Bagian terbaiknya, kata Lindsey, kita bahkan tidak ‎perlu memasang peralatan atau repeater ‎sepanjang kabel. "Anda cukup berjalan ke lokasi ‎dan menghubungkan instrumen ke ujung serat," ‎katanya.‎

Jika berhasil, kabel aktif yang lebih besar dapat ‎ditambahkan untuk digunakan sebagai instrumen ‎penelitian, dan dapat membantu menerangi titik ‎buta yang dimiliki seismolog sejauh aktivitas dan ‎fitur dasar laut.‎

Wah, temuan yang cukup memberi harapan baru ‎bagi pekembangan dunia seismologi.***‎

Sumber: tempo.co‎