#Teknologi
Ada kabar baru yang menarik tentang perkembangan teknologi, dalam rangka mendeteksi lebih dini kejadian gempa.
Hasil penelitian baru dari Berkeley yang diterbitkan di jurnal Science yang dikutip oleh tempo.co dari Tech Crunch Jumat, 29 November 2019. Bahwa ada temuan baru dengan memanfaatkan kabel fiber optik bawah laut yang ada menjadi jaringan seismograf. Ini kabar positif tentang pandangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang gerakan tektonik Bumi.
Saat ini seismolog mendapatkan hampir semua data dari instrumen di darat. Ini berarti sebagian besar pengetahuan kita tentang aktivitas seismik terbatas pada sepertiga permukaan planet ini. Selebihnya belum ada studi mendalam atau pemantauan jangka panjang atas dasar laut.
"Ada kebutuhan besar untuk seismologi dasar laut," jelas penulis utama studi tersebut, Nathaniel Lindsey dalam rilis berita Berkeley. "Instrumentasi apa pun yang kamu keluarkan ke lautan, meskipun itu hanya untuk 50 kilometer pertama dari pantai, akan sangat berguna."
Tentu saja, alasan kita belum melakukannya adalah karena sangat sulit untuk menempatkan, memelihara, dan mengakses instrumen presisi yang diperlukan untuk pekerjaan seismik jangka panjang di bawah air. Itulah gagasan yang sedang dicari Lindsey dan rekan-rekannya sehubungan dengan kabel serat optik bawah laut.
Kabel ini membawa data jarak jauh, kadang-kadang sebagai bagian dari tulang punggung internet, dan kadang-kadang sebagai bagian dari jaringan pribadi. Tetapi satu hal yang mereka semua miliki adalah mereka menggunakan cahaya untuk melakukannya. Sementara cahaya akan tersebar dan terdistorsi jika kabel bergeser atau mengubah orientasi.
Dengan hati-hati memonitor fenomena 'backscatter' ini dapat dilihat persis di mana kabel berubah posisi dan sampai sejauh mana. Terkadang dalam beberapa nanometer. Itu berarti bahwa para peneliti dapat mengamati kabel untuk mengetahui sumber aktivitas seismik dengan tingkat ketelitian yang luar biasa.
Teknik ini, disebut Distributed Acoustic Sensing (DAS). DAS ini pada intinya memperlakukan kabel seolah-olah serangkaian ribuan sensor gerak individu. Kabel yang diuji oleh tim ini adalah infrastruktur data bawah laut Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) sepanjang 20 kilometer. Terbagi menjadi sekitar sepuluh ribu segmen, yang dapat mendeteksi pergerakan permukaan yang sekecil apa pun yang melekat padanya.
"Ini benar-benar sebuah studi di perbatasan seismologi, pertama kali ada orang yang menggunakan kabel serat optik lepas pantai untuk melihat jenis sinyal oseanografi atau untuk struktur kesalahan pencitraan," kata Jonathan Ajo-Franklin dari Laboratorium Nasional Berkeley.
Setelah menghubungkan kabel MBARI ke sistem DAS, tim mengumpulkan satu ton informasi yang dapat diverifikasi yaitu perpindahan dari gempa berkekuatan 3,4 magnitude ke daratan, lokasi yang belum dipetakan di teluk, dan pola pergerakan air yang juga mengisyaratkan aktivitas seismik.
Bagian terbaiknya, kata Lindsey, kita bahkan tidak perlu memasang peralatan atau repeater sepanjang kabel. "Anda cukup berjalan ke lokasi dan menghubungkan instrumen ke ujung serat," katanya.
Jika berhasil, kabel aktif yang lebih besar dapat ditambahkan untuk digunakan sebagai instrumen penelitian, dan dapat membantu menerangi titik buta yang dimiliki seismolog sejauh aktivitas dan fitur dasar laut.
Wah, temuan yang cukup memberi harapan baru bagi pekembangan dunia seismologi.***
Sumber: tempo.co