Sabtu, 11 Juli 2020

Kriteria Sebuah Produk Unggul

#Wirausaha 


Sebuah produk dapat bertahan atau tidak, di pasaran ‎ditentukan oleh banyak faktor. Baik terkait langsung ‎dengan keadaan internal produk, maupun hal lain di ‎luar (eksternal) produk itu sendiri.‎

Begitu pula, produk usaha yang diberdayakan oleh ‎masyarakat. Untuk dapat merebut minat pemakai, ‎serta mendapatkan keuntungan usaha, maka harus ‎mempertimbangkan faktor-faktor strategis sebuah ‎produk, terutama untuk usaha kecil dan menengah.‎

Setidaknya ada 4 faktor penentu, yang amat sangat ‎strategis dalam menentukan daya tahan produk, ‎terhadap penerimaan pasar. Sehingga dapat ‎dikatakan unggul, dibanding produk lain, serta ‎menempati hati masyarakat. Di antaranya, yaitu:‎

1.Kualitas ‎

Mutu atau kualitas menjadi fokus suatu produk. Ia ‎menjadi tak terkalahkan oleh produk yang lain. ‎Penentu mutu antara lain: ciri khas, nilai tambah, ‎keunikan, dan memenuhi kebutuhan pasar. ‎

Suatu kualitas produk dikatakan berhasil, apabila ‎mengusung sebuah konsep, gagasan dan ide. Konsep ‎produsen yang ditawarkan, dan dikemas dalam ‎bentuk produk. Konsep ini sangat baik, bila original, ‎baru, dan berbeda. ‎

2.Pasar

Pasar maksudnya pengguna produk. Bahwa dengan ‎produk itu, tercipta pasar yang membutuhkannya. ‎Karena butuh, mereka bersedia membeli, atau ‎mengganti ongkos atau harga yang ditawarkan oleh ‎produsen.‎

Konsep yang ditawarkan tadi dalam produk, menurut ‎pasar dianggap sepadan dengan harga yang ‎ditentukan. Mereka rela membeli. Kerelaan membeli ‎ini menjadi daya jual produk.‎

‎3.Harga

Harga merupakan jumlah angka yang wajar terhadap ‎nilai yang diberikan oleh produk. Walau harga relatif, ‎pada akhirnya akan ditentukan oleh kompetitor ‎terhadap produk yang sejenis.‎

Tarik menarik harga ini, antara produsen dengan ‎konsumen, akan menentukan apakah produk ‎diterima atau tidak oleh konsumen. Semakin harga ‎murah, semakin disenangi konsumen. Tentu selama ‎terdapat margin, untuk produsen. Sifat ini, memaksa ‎harga akan bergerak turun naik. ‎

4.Tempat ‎

Sebuah produk usaha dari perusahaan kecil dan ‎menengah, yang menghasilkan barang atau jasa, ‎tentu membutuhkan lokasi fisik tempat usaha. ‎Karena harus berbasis tempat usaha di daerah ‎tertentu.‎

Walau belakangan ini, sejalan perkembangan lokasi ‎usaha, dapat bergeser ke ranah maya, baik di ruang ‎market place maupun tempat usaha lain, namun ‎untuk pertanggungjawaban usaha, lokasi tempat ‎usaha, tetap harus dapat terpenuhi.‎

Itulah setidaknya, hal-hal strategis bagaimana produk ‎usaha kecil agar menjadi unggul. Semoga membantu ‎Anda.***‎


Jumat, 10 Januari 2020

Serat Optik (Laut) Untuk Deteksi (‎Gempa)

#Teknologi


Ada kabar baru yang menarik tentang ‎perkembangan teknologi, dalam rangka ‎mendeteksi lebih dini kejadian gempa.‎

Hasil penelitian baru dari Berkeley yang diterbitkan ‎di jurnal Science yang dikutip oleh tempo.co dari ‎Tech Crunch Jumat, 29 November 2019. Bahwa ‎ada temuan baru dengan memanfaatkan kabel ‎fiber optik bawah laut yang ada menjadi jaringan ‎seismograf. Ini kabar positif tentang pandangan ‎global yang belum pernah terjadi sebelumnya ‎tentang gerakan tektonik Bumi. ‎

Saat ini seismolog mendapatkan hampir semua ‎data dari instrumen di darat. Ini berarti sebagian ‎besar pengetahuan kita tentang aktivitas seismik ‎terbatas pada sepertiga permukaan planet ini. ‎Selebihnya belum ada studi mendalam atau ‎pemantauan jangka panjang atas dasar laut.‎

‎"Ada kebutuhan besar untuk seismologi dasar ‎laut," jelas penulis utama studi tersebut, Nathaniel ‎Lindsey dalam rilis berita Berkeley. "Instrumentasi ‎apa pun yang kamu keluarkan ke lautan, meskipun ‎itu hanya untuk 50 kilometer pertama dari pantai, ‎akan sangat berguna."‎

Tentu saja, alasan kita belum melakukannya ‎adalah karena sangat sulit untuk menempatkan, ‎memelihara, dan mengakses instrumen presisi ‎yang diperlukan untuk pekerjaan seismik jangka ‎panjang di bawah air. Itulah gagasan yang sedang ‎dicari Lindsey dan rekan-rekannya sehubungan ‎dengan kabel serat optik bawah laut.‎

Kabel ini membawa data jarak jauh, kadang-‎kadang sebagai bagian dari tulang punggung ‎internet, dan kadang-kadang sebagai bagian dari ‎jaringan pribadi. Tetapi satu hal yang mereka ‎semua miliki adalah mereka menggunakan cahaya ‎untuk melakukannya. Sementara cahaya akan ‎tersebar dan terdistorsi jika kabel bergeser atau ‎mengubah orientasi.‎

Dengan hati-hati memonitor fenomena ‎‎'backscatter' ini dapat dilihat persis di mana kabel ‎berubah posisi dan sampai sejauh mana. ‎Terkadang dalam beberapa nanometer. Itu berarti ‎bahwa para peneliti dapat mengamati kabel untuk ‎mengetahui sumber aktivitas seismik dengan ‎tingkat ketelitian yang luar biasa.‎

Teknik ini, disebut Distributed Acoustic Sensing ‎‎(DAS). DAS ini pada intinya memperlakukan kabel ‎seolah-olah serangkaian ribuan sensor gerak ‎individu. Kabel yang diuji oleh tim ini adalah ‎infrastruktur data bawah laut Monterey Bay ‎Aquarium Research Institute (MBARI) sepanjang ‎‎20 kilometer. Terbagi menjadi sekitar sepuluh ribu ‎segmen, yang dapat mendeteksi pergerakan ‎permukaan yang sekecil apa pun yang melekat ‎padanya.‎

‎"Ini benar-benar sebuah studi di perbatasan ‎seismologi, pertama kali ada orang yang ‎menggunakan kabel serat optik lepas pantai untuk ‎melihat jenis sinyal oseanografi atau untuk struktur ‎kesalahan pencitraan," kata Jonathan Ajo-Franklin ‎dari Laboratorium Nasional Berkeley.‎

Setelah menghubungkan kabel MBARI ke sistem ‎DAS, tim mengumpulkan satu ton informasi yang ‎dapat diverifikasi yaitu perpindahan dari gempa ‎berkekuatan 3,4 magnitude ke daratan, lokasi yang ‎belum dipetakan di teluk, dan pola pergerakan air ‎yang juga mengisyaratkan aktivitas seismik.‎

Bagian terbaiknya, kata Lindsey, kita bahkan tidak ‎perlu memasang peralatan atau repeater ‎sepanjang kabel. "Anda cukup berjalan ke lokasi ‎dan menghubungkan instrumen ke ujung serat," ‎katanya.‎

Jika berhasil, kabel aktif yang lebih besar dapat ‎ditambahkan untuk digunakan sebagai instrumen ‎penelitian, dan dapat membantu menerangi titik ‎buta yang dimiliki seismolog sejauh aktivitas dan ‎fitur dasar laut.‎

Wah, temuan yang cukup memberi harapan baru ‎bagi pekembangan dunia seismologi.***‎

Sumber: tempo.co‎